Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).
Faktur Pajak harus dibuat pada saat:
- Penyerahan BKP dan/atau JKP;
- Penerimaan pembayaran dalam hal terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP;
- Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;
- Ekspor BKP berwujud, ekspor BKP tidak berwujud, dan/atau ekspor JKP; atau
- Saat lain yang diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang PPN
Selain itu, DJP memberikan kemudahan bagi PKP untuk dapat membuat 1 Faktur Pajak yang dimaksud dengan Faktur Pajak Gabungan. Pajak Gabungan meliputi seluruh penyerahan BKP dan/atau JKP yang dilakukan kepada Pembeli BKP dan/atau Penerima JKP yang sama selama 1 bulan kalender. Faktur Pajak Gabungan dibuat paling lambat akhir bulan penyerahan BKP dan/atau JKP. Dalam hal terdapat pembayaran sebagian atau selurunya sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP yang diterima dalam bulan penyerahan, Faktur Pajak Gabungan tetap dibuat paling lama akhir bulan penyerahan BKP dan/atau JKP.
Contoh:
PT. A melakukan penyerahan BKP kepada PT. B selama bulan April 2022 sebagai berikut:
Tanggal | Uraian | Harga Jual/Pembayaran |
1 | Penyerahan BKP kode 01 | 1.000.000 |
4 | Penerimaan pembayaran DP yang mana barang akan dikirim di bulan Mei 2022 kode 01 | 2.000.000 |
10 | Penerimaan pelunasan pembayaran yang mana barang akan dikirim pada tanggal 25 April 2022 kode 01 | 5.000.000 |
25 | Penyerahan BKP atas penerimaan pelunasan tanggal 10 April 2022 kode 01 | 5.000.000 |
30 | Penyerahan BKP kode 01 |
3.500.000 |
PT. A dapat memilih membuat 1 Faktur Pajak Gabungan pada tanggal 30 April 2022 yang meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan dan pembayaran uang mula/pelunasan dimuka yang diterima pada bulan April 2022 yaitu dengan DPP (Dasar Pengenaan Pajak) sebesar Rp 11.500.000 yang terdiri dari:
Tanggal | Harga Jual/Pembayaran |
1 | 1.000.000 |
4 | 2.000.000 |
10 | 5.000.000 |
30 | 3.500.000 |
Didalam PER-3/PJ/2022 yang berlaku mulai 1 April 2022, PKP dapat membuat Faktur Pajak Gabungan menggunakan lebih dari 1 kode. Jadi Faktur Pajak Gabungan dibuat atas penyerahan dengan kode transaksi yang sama untuk tiap-tiap kode transaksi yang dimaksud.
Namun Faktur Pajak Gabungan tidak dapat dibuat atas penyerahan BKP dan/atau JKP ke dan/atau dari Kawasan tertentu atau tempat tertentu yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut.
Contoh:
PT. B melakukan penyerahan ke CV. C sebagai berikut:
Tanggal | Uraian | Harga Jual/Pembayaran |
1 | Penjualan kerupuk | 8.000.000 |
4 | Penjualan sambal | 1.000.000 |
10 | Pemberian cuma-cuma sambal | 100.000 |
14 | Penjualan sambal | 2.500.000 |
21 | Pemberian cuma-cuma sambal | 50.000 |
25 | Penjualan kerupuk | 5.000.000 |
30 | Pemberian cuma-cuma sambal | 150.000 |
PT. B wajib membuat Faktur Pajak menggunakan kode transaksi 01 untuk penjualan kerupuk dan sambal dan kode transaksi 04 untuk pemberian cuma-cuma sambal. Apabila PT. B memilih untuk menggunakan Faktur Pajak Gabungan maka PT.B wajib membuat:
- 1 Faktur Pajak Gabungan dengan kode transaksi 01 untuk transaksi
Tanggal | Uraian | Harga Jual/Pembayaran |
1 | Penjualan kerupuk | 8.000.000 |
4 | Penjualan sambal | 1.000.000 |
14 | Penjualan sambal | 2.500.000 |
25 | Penjualan kerupuk | 5.000.000 |
- 1 Faktur Pajak Gabungan dengan kode transaksi 04 untuk transaksi
Tanggal | Uraian | Harga Jual/Pembayaran |
10 | Pemberian cuma-cuma sambal | 100.000 |
21 | Pemberian cuma-cuma sambal | 50.000 |
30 | Pemberian cuma-cuma sambal | 150.000 |